Keranjang belanja masih kosong
Ayo! belanja sekarang
Brand | : UJ SEED |
SKU Produk | : I01K011SK0074JP0498P13286 |
Rp. 18.500,- / Polybag
Tanaman jeruk keprok Tejakula adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia dan Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali tumbuhnya tanaman jeruk. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta, Sub divisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Rutales, Keluarga : Rutaceae, Genus : Citrus, Spesies : Citrus sp. Tidak berlebihan jika jeruk menjadi komoditas buah unggulan nasional karena memiliki nilai ekonomi tinggi, adaptasinya sangat luas, sangat populer dan digemari hampir seluruh lapisan masyarakat.
Pembudidayaan yang baik dan benar terdiri dari beberapa langkah yaitu rencana tata letak yang meliputi tempat penampungan hasil sementara, bak penampungan air, arah barisan tanaman yang kaitan dengan arah dan kemiringan lahan, arah sinar matahari dan letak akses jalan usahatani yang bertujuan untuk mendapatkan sketsa desain kebun yang optimal sehingga dapat memudahkan dalam pembudidayaan tanaman jeruk dari pra panen sampai panen dan pasca panen. Kegiatan mempersiapkan lahan yakni dengan membersihkan lahan dari sisa-sisa pertanaman, benda-benda lain yang dapat mengganggu pertumbuhan dan menjadi pesaing dalam mendapatkan cahaya sinar matahari, unsur hara dan zone perakaran, sehingga tanaman jeruk dapat tumbuh dan berproduksi baik dengan mutu hasil sesuai standar. Meskipun adaptasinya luas, untuk jenis jeruk keprok tejakula optimal hanya jika ditanam di dataran rendah (sampai 400 m dpl).
Tanaman jeruk menghendaki sinar matahari penuh (bebas naungan), suhu 13 - 35°C (optimum 22 - 23°C), curah hujan 1.000 - 3.000 mm/th (optimum 1.500 - 2.500 mm/th), dan bulan kering (< 60 mm) selama 2 - 6 bulan (optimum 3 - 4 bulan berturut-turut). Lahan ideal yaitu memiliki lapisan tanah yang dalam, hingga kedalaman 150 cm tidak ada lapisan kedap air, kedalaman air tanah ± 75 cm, tekstur lempung berpasir, dan pH ± 6. Jika pH tanah dibawah 5, unsur mikro dapat meracuni tanaman dan sebaliknya tanaman akan kekurangan jika pH diatas 7. Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin. Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C. Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
Penyiapan lahan untuk menciptakan lingkungan yang sesuai agar tanaman jeruk dapat tumbuh dan berkembang serta berproduksi secara optimal seperti lahan dibersihkan dari tanaman pengganggu, sumber inokolum dan sisa-sisa tanaman yang tidak berguna, untuk pertanaman monokultur, lahan disekitar tanaman dibersihkan dari gulma dan naungan, yang berlebihan, kemudian hasil pembersihan lahan dikumpulkan pada lokasi tertentu untuk memudahkan pemusnahan atau dibenamkan kedalam tanah. Setelah itu perhatikan letak dan kemiringan lahan, apabila lahan memiliki kemiringan lebih dari 30% maka lahan wajib dibuatkan teras sering sesuai kontur tanah sehingga tidak terjadi erosi. Setelah lahan sudah siap, tentukan jarak tanam dengan cara memasang ajir, buatlah lubang tanam dengan ukuran 50x50x50cm atau 60x60x60 cm sesuai dengan jarak tanam optimum dan biarkan selama 1 – 2 minggu. Tanah lapisan atas dipisahkan dengan tanah lapisan bawah dan campur 20 kg pupuk kandang (bahan organik) dengan tanah lapisan/bagian atas pada setiap lubang tanam lalu tancapkan kembali ajir pada titik ditengah-tengah lubang tanam sebagai calon tempat tanam. Biarkan 1-2 minggu sampai rata permukaan tanah, untuk tanah yang pH rendah agar ditambahkan dolomit/kapur pertanian.
Penanaman merupakan kegiatan memindahkan benih yang siap tanam ke lahan atau areal penanaman hingga tanaman berdiri tegak dan siap tumbuh dan berkembang secara optimal dilapangan. Penanaman dilakukan 2 minggu setelah penutupan lubang tanam (yang sudah ditutup /ditimbun) dilubangi kembali seukuran polybag tanaman. Timbun dengan tanah hingga mencapai 3-4 cm diatas leher akar, dan daerah penyambungan (okulasi) tidak boleh tertutup tanah, kemudian disiram dengan air secukupnya. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan kecuali tersedia sistem irigasi.
Pemangkasan dilakukan dengan memotong dan membuang cabang, ranting dan tunas yang tidak diinginkan, agar didapatkan bentuk tanaman yang ideal sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman optimal, merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif, meningkatkan sanitasi kebun, serta mengurangi resiko serangan OPT dan memudahkan pemeliharaan tanaman, untuk mendapatkan tajuk tanaman yang ideal, sehingga pertumbuhan dan perkembangan serta produktivitas tanaman jeruk yang optimal.
Kegiatan pemupukan adalah pemberian nutrisi pada tanaman agar dapat memenuhi kebutuhan tanaman baik melalui daun atau dibenamkan kedalam tanah berupa pupuk organik dan anorganik. Tujuannya untuk mempertahankan status unsur hara dalam tanah, menyediakan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan tanaman, meningkatkan mutu buah, khususnya ukuran dan rasa buah dan meningkatkan produktivitas tanaman.
Pada tanah masam, sekitar satu bulan sebelum pemupukan diberikan dolomit agar dicapai pH yang optimal 6-7 dengan cara ditabur disekitar tanaman dan dicampur dengan tanah. Hitung jenis dan jumlah pupuk yang diperlukan mengacu pada hasil uji tanah dan produksi tanaman. Berdasarkan produksi buah secara umum dosis pupuk (N, P dan K) untuk tanaman dewasa sudah berproduksi minimal 3% dari bobot produksi buah atau pemberian disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman, yaitu : Pemupukan pada fase vegetatif (belum berproduksi) dengan dosis : pupuk organik 20-40 kg/ph (seluruh dosis), pupuk anorganik : ZA 100 gr/ph dan Phonska 100 gr/ph diberikan 2 kali/th masing-masing setengah dosis anjuran. Pemupukan pada fase generatif (sudah berproduksi) dengan dosis : menjelang berbunga/pembentukan kuncup, pupuk organik 20-40 kg/ph (seluruh dosis), Pupuk anorganik : ZA 200gr/ph, phonska 200 gr/ph, saat pembesaran buah/periode pemasakan buah (4 bulan dari munculnnya bunga), pupuk organik 10-20 kg/ph (seluruh dosis), pupuk anorganik : ZA 100gr/ph, phonska 100 gr/ph.
Saat setelah panen (1-2 minggu setelah panen), pupuk organik 20-40 kg/ph (seluruh dosis), pupuk anorganik : ZA 200gr/ph, phonska 200 gr/ph. Pupuk diberikan dengan membuat alur pupuk melingkar selebar tajuk atau buat lubang pupuk sedalam ± 10 – 15 cm dengan menggunakan cangkul, masukkan/taburkan pupuk kedalam alur/lubang atau takaran secara merata, lalu tutuplah dengan sebagian tanah. Pupuk daun/cair diberikan pada saat pertunasan, dapat diulang dua kali dengan interval 1 bulan sekali, dengan dosis sesuai anjuran /brosur pupuk yang digunakan, penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan merata pada daun.
Pengairan
Merupakan kegiatan memberikan air sesuai dengan kebutuhan tanaman/fase pertumbuhan. Tujuannya untuk menjamin ketersediaan air bagi tanaman untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan, hanyut dan lain-lain, sehingga pertumbuhan dan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman berjalan optimal. Untuk mengurangi akibat kelebihan air perlu dibuat saluran draenase pada daerah yang draenasenya kurang baik. Penambahan air diberikan terutama pada tanaman muda yang berumur < 3 bulan bila tidak turun hujan lebih dari satu minggu, atau adanya gejala kelayuan pada tanaman yakni bila helaian daun tampak terkulai dan layu.
Penjarangan Buah
Penjarangan buah dilakukan pada saat buah jeruk sebesar kelereng (diameter ± 2 cm) dan setelah buah selesai mengalami masa gugur (diameter ± 4 cm). Idealnya setiap buah harus didukung sekitar 40 helai daun yang sehat atau setara dengan 1-2 buah per tangkai buah. Petik/buang buah yang pertumbuhan lebih kecil, tidak normal atau terserang hama dan penyakit.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Kegiatan untuk mengendalikan OPT agar tanaman tumbuh optimal, produksi tinggi dan mutu buah yang baik. Disamping itu untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk, menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup serta keamanan produk, melakukan pengamatan OPT secara berkala (seminggu sekali) dengan mengambil contoh untuk mengetahui jenis hama dan populasinya, mengenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT dan musuh alaminya. Untuk mengenali hama atau penyebab penyakit (bila tersedia) gunakan alat bantu berupa contoh awetan hama atau gejala (sympton) dari penyakit.
NB: Pemesanan dalam skala besar dapat memesan bibit cabutan. Harga bisa berubah tergantung musim
Dimensi | tinggi: 70 cm polybag: 15x20 cm |
Berat | 2 kg |